Wednesday, June 3, 2015

Cold Ground: Berawal Dari Niat Berbelanja, Berakhir di Mosh Pit (tengah malem gaboet lalu yaudah saya melakukan review asal-asalan ini)

                Apa yang menarik sebenernya dari pergi ke konser, ikut moshing dan kena jotos? Ga ada sih sebenernya, biasa itu. Cuma disini beda, ini “pergi ke konser, ikut moshing dan kena jotos” yang menarik, padahal cuma “pergi ke konser, ikut moshing dan kena jotos” aja. Nahloh. Engga, jadi, menarik dimana yang tujuan awalnya cuma mau belanja tapi malah berakhir di tengah-tengah circle pit. Tujuan awalnya malah enggak kesampean.

"norak ni! ya maklum, baru pertamakali nonton band Real Hardcore™ dengan sound yang bagus. biasa nonton di venue lokal suaranya ancur jadi ga ada yang dirasa hikz"

                Jadi ceritanya tadi siang berangkat ke JakCloth cuma mau beli baju gara-gara ngeliat iklan sirup udah mengudara dan ibu-ibu di iklan mentega udah pada bikin kue lebaran. Se sampainya di JakCloth gw fokus ke tujuan utama, yaitu cari baju. Setelah keliling dan kayaknya ngga ada yang sreg, entah gimana ceritanya tau-tau gw sampe di stage futami. Sampe disini, keadaan masih seperti biasa, gw yang ke JakCloth bersama teman gw namanya Olan, dia bertemu temennya cewek 2 orang, kita ngobrol, bersenda-gurau, dan lain-lain sampai kami tak sadarkan bahwa matahari sudah kembali ke sangkarnya dan posisinya digantikan dengan bulan perlahan namun pasti. Dari situ kita mau pindah ke stage Campina yang mana The S.I.G.I.T akan segera tampil disitu, namun.... lho. Jalanan mendadak padat dan sumpek, ada apa gerangan? Setelah liat rundown, akhirnya gw sadar bahwa di stage Futami sebentar lagi bakalan tampil Maliq n d’Essentials (eh, bener gitu nggak sih tulisannya?) Belum beranjak terlalu jauh dari stage Futami, kami memutuskan untuk kembali kesana, “daripada keluar susah, mendingan balik lagi nih. Yang ada malah kita ga kedapetan nonton dua-dua nya nih.” Fikirku. Yaudah kembalilah kita ke stage Futami dan memutuskan untuk menetap untuk beberapa saat dan berniat untuk nyari baju-baju pas udah agak sepi.

                Dan akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu pun tiba. Area stage mulai sepi dan pada kawula muda yang datang dengan kekasihnya itu perlahan pergi meninggalkan area Futami stage layaknya karyawan pabrik pas jam 4 sore (ya, serius ini kayak bubaran pabrik). Belum jauh gw melangkahkan kaki dari stage untuk kembali mengelilingi marketplace, performer selanjutnya naik. “wah, hardcore nich” gumamku. Yang membuat gw stay tuk beberapa saat adalah... “ini soundman keren amat, tattoo an, bewokan, terus freestyle dikit” gumamku tak percaya, “pasti personil nya nih” tambahku. Kalo iya, wah keren sekali band ini, sangat DIY.



Entah ga punya duit buat nge-gaji soundman atau apa, tapi Aditya Adjie sangat respect kepada band-band DIY yang bisa sampe sejauh ini. Sering gw ngeliat band DIY, tapi mainnya di kandang babi, alias Kedai 9, alias wadah skena musik underground kota Tangerang, terbesar di Ciledug. Apalah jadi OOT gini. Yak lanjut akhirnya gw memutuskan untuk menyaksikan secara langsung penampilan mereka.



Ga perlu menunggu lama, di lagu pertama mereka udah bisa menjorokan gw ke dalam mosh pit dengan musik mereka. Apalagi waktu mereka membawakan tembang nya Pennywise yang Perfect People, WAHH!! Abis gimana, kayaknya gabisa dengerin lagu mereka cuma sambil mengepalkan tangan aja, walaupun musiknya terdengar monoton seperti musik-musik hardcore pada umumnya (Cruel Hand, Hatebreed, dkk gitu), tapi gw baru merasakan sensasi berada di tengah-tengah kerumunan orang-orang penikmat Real Hardcore™. Walaupun gw nggak tau gimana hardcore dance move, kapoera, jungkir balik ala kuda lumping, dan walaupun gw gak berotot seperti though hardcore guy di luar negri sana, tapi gw memberanikan diri untuk bergabung ke upacara sakral mereka.



 Akhirnya acara pun selesai, dan tanpa disadari kayaknya gw dapet memar ringan gara-gara kena ‘friendly punch’ dari entah siapa, baru terasa. Dan akhirnya Pee Wee Gaskins on stage, seperti biasa check sound yang tidak sebentar demi sebuah perfeksi, “waktu yang tepat untuk cooling down, sepertinya” gumamku dalam hati, dan seperti biasa juga mereka berhasil menguras suara gw sampai (kali ini cuma hampir) habis.
               
                Dan pada akhirnya, tujuan gw yang utama tersebut malah terlalaikan dikarenakan oleh 2 faktor: 1. Energi & suara sudah (hampir) habis, 2. Booth banyak yang udah tutup. So screw that! Let’s go home and make a blog post about it!
Lucu bagaimana orang lain ke JakCloth membawa pulang pakaian/celana/apalah, gw malah bawa oleh-oleh dari Cold Ground berupa bekas bogeman yang amat-sangat ringan namun sangat berarti suatu hal untukku, yangmana ku dapat dari liang kematian. Hikmah nya? Gw ngga jadi beli baju, dan berhubung ‘gemuk rem’ (baca: pomade), begitu kata seorang teman, bahwa itu udah abis, ya gw memutuskan untuk mengalokasikan dana yang awalanya untuk beli pakaian, menjadi buat beli pomade. Alhamdulillah bisa dipake wat godain senior nanti ni. Makasi.

                So, dengan ini gw merekomendasikan Cold Ground sebagai Hardcore band you should listen before you die, main reason nya sih karena they ain’t suck live. Karena kan biasanya band yang terdengar bagus di CD, kaset, vinyl atau apalah, belum tentu live perform nya bagus, apalagi band hardcore, masalah yang paling sering terjadi sih ya baru bawain sekitar 2 atau 3 lagu, suara udah abis dan dia malah nyodorin mic ke penonton hahaha beda kalo ini engga. Lol, I talked like an expert.
                Oiya, all the pictures you’ve seen here are all taken by my beloved friend, sahabat yang sering saya sebut di post ini, namanya Olan. Credit goes to him. Dia rela menahan diri untuk moshing demi kepentingan dokumentasi hahaha.


FFO: Hatebreed, Cruel Hand, Snakepit, Terror, Xibalba, Minority Unit, Knuckle Dust, dan band Real Hardcore™ lainnya (bukan subgenre).

No comments:

Post a Comment

Lemme know your thoughts